REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), akan ditangguhkan sementara mulai Senin (29/9/2025). Hal itu menyusul kasus dugaan keracunan MBG yang dialami lebih dari 100 siswa di wilayah tersebut.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Banyumas, Taryono, mengungkapkan, dua SD di Karanglewas, yakni SDN Pangebatan dan SDN Kediri, sudah terlebih dulu memutuskan untuk tidak menerima MBG. Hal itu karena puluhan siswa di kedua sekolah tersebut diduga mengalami keracunan.
"Untuk antisipasi kejadian (dugaan keracunan) berulang, hari ini ada dua SD yang menolak menerima program. Artinya minta tidak dikirim (MBG), yaitu dari SDN Kediri dan SDN Pangebatan," kata Sutaryono ketika dihubungi Republika, Jumat (26/9/2025).
Menurut Sutaryono, siswa yang diduga mengalami keracunan MBG tidak hanya berasal dari dua SD tersebut. Tapi ada pula siswa PAUD, madrasah ibtidaiyah, SMP, dan SMA yang sama-sama berlokasi di Karanglewas. Jika ditotal, jumlahnya lebih dari 100 siswa.
Sutaryono mengungkapkan, Disdik, Dinkes, Badan Gizi Nasional (BGN) Banyumas, serta SPPG yang melayani program MBG di Kecamatan Karanglewas, telah melakukan pertemuan untuk membahas kasus dugaan keracunan. Pertemuan tersebut turut dihadiri anggota DPRD Kabupaten Banyumas.
"Disepakati bahwa BGN menyatakan (MBG) ini dihentikan dulu mulai Senin untuk dievaluasi. Sudah dilaporkan ke BGN regional juga," kata Sutaryono.
Dia mengaku belum mengetahui hingga berapa lama penangguhan MBG di Karanglewas akan dilaksanakan.
Kronologi
Taryono mengungkapkan, para pelajar di Karanglewas diduga mengalami keracunan dari menu MBG yang disajikan pada Selasa (23/9/2025). "Pada hari Rabu-nya, terdeteksi laporan ada beberapa anak yang tidak masuk sekolah dengan keluhan yang mirip: mual, pusing, muntah," ucapnya.
Setelah itu, sekolah-sekolah langsung menjalin koordinasi dengan puskesmas, termasuk Dinas Pendidikan Banyumas. "Kami kemudian koordinasi dengan BGN, yang intinya kemudian sudah dapat laporan dari Dinkes, ada di atas 100 (siswa yang diduga keracunan)," kata Taryono.