Melihat Robot Kurir Suzuki di Jepang, Antar Pesanan Secara Autonomous

Robot pesan antar LM-A hasil kolaborasi Suzuki Motor Corporation, Lomby, Inc., dan Seven Eleven. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan

Suzuki Motor Corporation (SMC) menciptakan solusi untuk masyarakat lanjut usia (lansia) di Jepang dalam wujud robot pesan antar. Upaya ini direalisasikan dengan kolaborasi antara SMC, perusahan start up Lomby, inc., dan Seven Eleven.

Business Planning Department New Mobility Service Business Development Division SMC, Mizuki Okumura mengatakan, robot bernama LM-A ini berawal dari permasalahan di Jepang yang memiliki populasi lansia cukup banyak.

“Di Jepang ada masalah sosial. Di Jepang banyak orang tua tapi kelahirannya sedikit, ini jadi salah satu masalah sosial di jepang. Ini (robot LM-A) jadi solusi dari permasalahan itu,” kata Mizuki dengan alih bahasa di Minami Osawa, Jepang pada Selasa (28/10/2025).

Robot pesan antar LM-A hasil kolaborasi Suzuki Motor Corporation, Lomby, Inc., dan Seven Eleven. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan

Suzuki berperan dalam menyediakan base unit atau sasis dan dapur mekanis kendaraan ini. Berpenggerak elektrik dengan skema mirip Suzuki Senior Car.

Dalam implementasinya, SMC menyiapkan ratusan base unit tersebut untuk digunakan sebagai bahan pengembangan berbagai kebutuhan oleh sejumlah perusahaan, termasuk Lomby, Inc.

CEO Lomby, Inc., Tomoharu Uchiyama menjelaskan bahwa pihaknya bertugas mengembangkan bodi bagian atas, radar, sensor, dan kamera pemantau, serta sistem komputasinya. Saat ini, robot LM-A masih dalam tahap uji coba sebelum disiapkan secara massal.

“Bagian atas dikembangkan oleh Lomby. Ada sensor 360 derajat dan 8 kamera di sekelilingnya. Kamera ini bisa mengidentifikasi warna lampu merah dan menyimpan detail peta lingkungan sekitar,” jelas Tomoharu di kesempatan yang sama.

Robot pesan antar LM-A hasil kolaborasi Suzuki Motor Corporation, Lomby, Inc., dan Seven Eleven. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan

Kemampuan sensor yang dikembangkan Lomby mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, seperti membaca objek manusia, pesepeda, hingga kendaraan yang terparkir di jalurnya. Lebih dari itu, ia juga bisa melintasi zebra cross yang dilengkapi dengan lampu penunjuk lalu lintas. Bisa dikatakan ia merupakan kendaraan autonomous.

Tomoharu turut membeberkan sejumlah tantangan dalam pengembangan ke depan. Utamanya terletak pada kapabilitas membaca objek penghalang. Sekarang ini, robot LM-A bisa mendeteksi objek, tapi hanya sekadar berhenti, bukan menghindari.

Selain itu, tantangan lain datang dari kepuasan konsumen yang kurang terpenuhi jika jaraknya lebih dari 2 kilometer. “Tantangannya itu konsumen dengan jarak 1,5 kilometer bisa terpuaskan karena 30 menit bisa sampai. Kalau 2 km bisa lebih lama waktu pengirimannya jadi customer satisfaction menurun,” katanya.

CEO Lomby bersapa robot pesan antar LM-A hasil kolaborasi Suzuki Motor Corporation, Lomby, Inc., dan Seven Eleven. Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan

Adapun kemampuan jelajah LM-A bisa mengantar pesanan hingga radius 2 kilometer. Konsumen bisa menggunakan layanan ini dengan membayar 330 yen untuk satu kali pengiriman. Fase uji coba ini melibatkan 4 robot LM-A telah beroperasi di dua cabang Seven Eleven di kawasan Minami Osawa, Tokyo, Jepang.

Sejatinya, robot ini bisa beroperasi hingga 5 jam dengan kecepatan maksimum 6 km/h dalam satu kali pengecasan. Namun, Lomby mengatur robot LM-A hanya mencakup radius 2 kilometer lantaran harus menjaga kualitas makanan yang diantar, supaya tetap segar ketika tiba di rumah konsumen.