Lembaga Pemeringkat Global, R&I, Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia di BBB+

Petugas keamanan melakukan penjagaan di kawasan Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO

Lembaga Rating and Investment Information, Inc. (R&I), kembali mempertahankan peringkat kredit atau sovereign credit rating (SCR) Indonesia di level BBB+ dengan outlook stabil pada 24 Oktober 2025.

Peringkat tersebut berada dua tingkat di atas kategori investment grade dan menunjukkan keyakinan R&I terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang tetap terjaga. Hal ini didukung oleh ekspansi demografi, sumber daya yang melimpah serta sektor industri pengolahan yang bertumbuh.

R&I menilai inflasi Indonesia tetap stabil, dengan tingkat utang pemerintah yang tetap rendah, serta kebijakan moneter dan fiskal yang prudent.

Namun demikian, R&I mencatat perlu asesmen lebih lanjut terhadap langkah pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kondisi fiskal dalam jangka menengah.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa penegasan R&I atas peringkat Indonesia mencerminkan kepercayaan internasional yang kuat terhadap kondisi makroekonomi yang solid dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi dan keuangan global yang berlanjut.

Perry mengatakan diperlukan upaya bersama yang lebih kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan, sejalan dengan kapasitas perekonomian nasional.

“Sinergi yang erat antara Bank Indonesia dengan Pemerintah diharapkan dapat semakin memperkuat persepsi positif terhadap perekonomian Indonesia," kata Perry dalam keterangan tertulis, Selasa (27/10).

Dalam laporannya, jelas Perry, R&I memperkirakan ekonomi Indonesia tahun 2025 akan tumbuh pada kisaran 5 persen, sejalan dengan proyeksi BI di atas titik tengah kisaran 4,6 hingga 5,4 persen.

Selain itu, inflasi akan terjaga dalam kisaran target, sementara defisit transaksi berjalan diperkirakan tetap rendah sekitar 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Dari sisi fiskal, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga defisit fiskal di bawah 3 persen dari PDB.

Perry menegaskan BI akan terus memantau perkembangan ekonomi dan keuangan global serta domestik, mengambil langkah kebijakan yang diperlukan, serta terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

***

Reporter: Nur Pangesti