
SEBAGAIMANA keinginan besar membangun masa depan anak bangsa, Universitas Samudra (Unsam) Langsa, Aceh, terus melakukan berbagai upaya serta bekerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya adalah melatih para siswa dan masyarakat untuk berinovasi atau mengembangkan produk bernilai ekonomi hingga ketahanan pangan.
Apalagi Universitas Negeri di pesisir Selat Malaka yang berada di garis terluar sebelah barat Indonesia itu memiliki peran dan tanggung jawab moral mengembangkan sumberdaya manusia. Demikian yang disampaikan Rektor Unsam Profesor Hamdani, melalui Media Indonesia, Rabu (30/7).
Itu sebanya tim pengabdian masyarakat dari Unsam yang tergabung dosen dan mahasiswa, pada pekan lalu Selasa (22/7) menggelar latihan teknik pembuatan media belajar invertebrata pesisir, dari bahan resin akrilik. Resin akrilik adalah jenis polimer terbuat dari monomer berbasis asam akrilik atau asam metakrilat serta turunannya.
Pelatihan pembuatan media belajar ini berlangsung di SMP Negeri 2 Darul Ihsan, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Puluhan siswa yang masih remaja belia itu tekun dan bersemangat mengikuti teori dan praktik kerajinan yang sangat bermanfaat tersebut.
Dikatakan Prof Hamdani, ingin menakhodai Unsam bersama seluruh civitas akademika menjadi universitas lebih mandiri dan unggul. Mendorong untuk berkontribusi secara bermakna guna kemajuan anak negeri serta Indonesia keseluruhan.
"Terus berupaya meningkatkan sistem akademik, memastikan bahwa pendidikan mesti didukung oleh penelitian berkelanjutan hingga tingkat global. Inisiatif penelitian kami diterjemahkan dalam program pengabdian kepada masyarakat. Lalu aktif mendukung prioritas nasional," tutur Rektor Hamdani yang lulusan Magister Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) 1995 tersebut.
Ketua tim pengabdian Unsam Tri Mustika Sarjani mengatakan, pelatihan pembuatan media belajar ini guna meningkatkan potensi kekayaan alam lokal di pesisir Selat Malaka.
Dengan ini bisa meningkatkan pemahaman pelajar dan remaja terhadap keaneka ragaman hayati laut, khususnya kelompok invertebrata atau hewan laut tidak bertulang belakang, dengan pendekatan media visual berbasis resin akrilik (hewan tidak memiliki tulang belakang).
Dikatakan Tri Mustika, media resin akrilik itu dianggap tahan lama serta menampakkan tampilan nyata. Ini juga lebih memudahkan pelajar untuk menguasai atau memahami bentuknya.
"Ini tidak sekedar edukatif, selebihnya juga sesuai atau relevan apa yang ada di lingkungan siswa. Apalagi penggunaan resin akrilik dapat menghadirkan pengalaman konkrit juga menyenangkan," jelas Tri Mustika yang diamini anggota tim Dr Mawardi juga didampingi dua mahasiswa Semester 5, yaitu Putri Cinta Br Ginting dan Nadya Annisa. (MR/E-4)