Mengapa kita cepat merasa dekat dengan protagonis, tetapi waspada sekaligus tertarik pada antagonis? Apa yang membuat kita begitu cepat membedakan kedua peran tersebut? Ternyata, otak mampu membedakan protagonis dan antagonis bukan hanya dari kostum atau dialog, melainkan dari cara jaringan empati dan penilaian moral bekerja sejak awal cerita.
Di tengah banyaknya film, game, dan serial yang kita nikmati, otak selalu menggunakan pola yang sama untuk mengelompokkan karakter berdasarkan perannya. Kita tidak hanya mengikuti alur cerita, tetapi juga menilai tokoh-tokohnya dengan pengalaman sosial yang biasa kita gunakan di kehidupan nyata. Karena itu, karakter fiksi dapat memengaruhi empati, pandangan moral, hingga cara kita memutuskan siapa yang layak dipercaya.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak langsung mengaktifkan jaringan empati dan moral begitu karakter muncul di layar. Tanpa kita sadari, otak sedang memilih siapa yang ingin kita dukung dan siapa yang harus kita curigai.
Protagonis dan Antagonis Memicu Pola Aktivasi Otak yang Berbeda
Penelitian menunjukkan bahwa otak memproses protagonis dan antagonis melalui jalur yang berbeda. Ketika melihat protagonis, jaringan seperti inferior frontal gyrus (IFG) dan default mode network (DMN) lebih sinkron antarpenonton, menandakan munculnya empati dan rasa kedekatan yang lebih kuat (Ryu & Kim, 2024).
Sebaliknya, saat antagonis muncul, otak mengaktifkan anterior cingulate cortex (ACC) dan area yang berkaitan dengan konflik moral, sehingga penonton menjadi lebih waspada dan mulai menilai tindakan tokoh tersebut secara otomatis (Obando Yar et al., 2025).
Penelitian lain juga menemukan bahwa otak memetakan peran antagonis sebagai kategori sosial yang jelas, terutama melalui aktivitas di dorsomedial prefrontal cortex (dmPFC) dan temporoparietal junction (TPJ) yang membantu kita mengenali peran tokoh dalam cerita (Ron et al., 2022).
Peran Naratif Mengalahkan Faktor Lain Seperti Usia atau Penampilan
Penelitian menunjukkan bahwa otak lebih peka terhadap peran naratif daripada faktor seperti usia, penampilan, atau asal karakter. Studi fMRI menemukan bahwa jaringan—seperti dorsomedial prefrontal cortex (dmPFC), precuneus, dan temporoparietal junction (TPJ)—lebih konsisten dalam membedakan protagonis, antagonis, dan tokoh ambigu dibandingkan kategori yang tidak terkait peran sosial (Ron et al., 2022).
Bahkan dalam cerita yang kompleks, otak tetap memprioritaskan peran sosial karena jaringan empati dan moral, termasuk DMN dan ACC yang lebih responsif terhadap fungsi karakter dalam alur cerita dibandingkan penampilan fisiknya (Obando Yar et al., 2025).
Mengapa Kita Bisa Empati pada Antagonis?
Penelitian menunjukkan bahwa kita bisa merasa empati pada antagonis karena otak tidak hanya menilai mereka berdasarkan ben...

1 day ago
8





,x_140,y_26/01kc3w7p1ztc0bghdqhswz82yv.jpg)













:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387635/original/097257800_1761084521-psv_eindhoven.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381343/original/033703500_1760501307-Cara-Arsitektur-AI-Native-ERP-ScaleOcean-Pastikan-Analisis-Data-Bisnis-Akurat.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5380121/original/054655200_1760416172-jerawat_jidat.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383570/original/096572500_1760683681-tomonobu_itagaki.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5382968/original/001095000_1760609957-Apple-iPad-Pro-M5_01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5384175/original/038968800_1760759605-Infomedia.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4446452/original/034333700_1685420477-computer-1591018_1280.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3005367/original/087682000_1577329980-Roam_Like_Local-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383874/original/073272300_1760697762-Sword_of_Justice_01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5173498/original/022384500_1742868813-Rizky_Billar_1.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5387637/original/038712000_1761084671-AP25294720712897.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5381301/original/056892800_1760499957-Lahirkan_Nakes_Berkualitas__Kemenkes_Gandeng_Kemdiktisaintek_Luncurkan_SPO_Uji_Kompetensi_Berstandar_Nasional.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376529/original/076072400_1760007162-sppg2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377870/original/039509900_1760162569-Lokasi_penemuan_wanita_tewas_di_Solok.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5375861/original/029428000_1759984769-iPhone_Fold_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5054220/original/051861500_1734398208-olla_2.jpg)