Neurosains Peran Naratif: Mengungkap Cara Otak Memilah Tokoh dalam Cerita Fiksi

1 day ago 8
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Ilustrasi seorang wanita yang sedang memikirkan peran tokoh dalam cerita. Foto: fxquadro/Freepik

Mengapa kita cepat merasa dekat dengan protagonis, tetapi waspada sekaligus tertarik pada antagonis? Apa yang membuat kita begitu cepat membedakan kedua peran tersebut? Ternyata, otak mampu membedakan protagonis dan antagonis bukan hanya dari kostum atau dialog, melainkan dari cara jaringan empati dan penilaian moral bekerja sejak awal cerita.

Di tengah banyaknya film, game, dan serial yang kita nikmati, otak selalu menggunakan pola yang sama untuk mengelompokkan karakter berdasarkan perannya. Kita tidak hanya mengikuti alur cerita, tetapi juga menilai tokoh-tokohnya dengan pengalaman sosial yang biasa kita gunakan di kehidupan nyata. Karena itu, karakter fiksi dapat memengaruhi empati, pandangan moral, hingga cara kita memutuskan siapa yang layak dipercaya.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa otak langsung mengaktifkan jaringan empati dan moral begitu karakter muncul di layar. Tanpa kita sadari, otak sedang memilih siapa yang ingin kita dukung dan siapa yang harus kita curigai.

Protagonis dan Antagonis Memicu Pola Aktivasi Otak yang Berbeda

Ilustrasi saraf otak. Foto: Axel_Kock/Shutterstock

Penelitian menunjukkan bahwa otak memproses protagonis dan antagonis melalui jalur yang berbeda. Ketika melihat protagonis, jaringan seperti inferior frontal gyrus (IFG) dan default mode network (DMN) lebih sinkron antarpenonton, menandakan munculnya empati dan rasa kedekatan yang lebih kuat (Ryu & Kim, 2024).

Sebaliknya, saat antagonis muncul, otak mengaktifkan anterior cingulate cortex (ACC) dan area yang berkaitan dengan konflik moral, sehingga penonton menjadi lebih waspada dan mulai menilai tindakan tokoh tersebut secara otomatis (Obando Yar et al., 2025).

Penelitian lain juga menemukan bahwa otak memetakan peran antagonis sebagai kategori sosial yang jelas, terutama melalui aktivitas di dorsomedial prefrontal cortex (dmPFC) dan temporoparietal junction (TPJ) yang membantu kita mengenali peran tokoh dalam cerita (Ron et al., 2022).

Peran Naratif Mengalahkan Faktor Lain Seperti Usia atau Penampilan

Ilustrasi penonton dengan beragam ekspresi saat menonton aksi tokoh. Foto: Freepik

Penelitian menunjukkan bahwa otak lebih peka terhadap peran naratif daripada faktor seperti usia, penampilan, atau asal karakter. Studi fMRI menemukan bahwa jaringan—seperti dorsomedial prefrontal cortex (dmPFC), precuneus, dan temporoparietal junction (TPJ)—lebih konsisten dalam membedakan protagonis, antagonis, dan tokoh ambigu dibandingkan kategori yang tidak terkait peran sosial (Ron et al., 2022).

Bahkan dalam cerita yang kompleks, otak tetap memprioritaskan peran sosial karena jaringan empati dan moral, termasuk DMN dan ACC yang lebih responsif terhadap fungsi karakter dalam alur cerita dibandingkan penampilan fisiknya (Obando Yar et al., 2025).

Mengapa Kita Bisa Empati pada Antagonis?

Penelitian menunjukkan bahwa kita bisa merasa empati pada antagonis karena otak tidak hanya menilai mereka berdasarkan ben...

Read Entire Article