
SEJUMLAH negara anggota Uni Eropa tengah mengajukan permohonan pinjaman puluhan miliar euro ke Uni Eropa dalam skema Fasilitas Bantuan Keamanan untuk Eropa guna membeli senjata bagi Ukraina serta memperkuat pertahanan mereka sendiri.
Skema senilai €150 miliar (US$163,5 miliar) ini diajukan Komisi Eropa sebagai bagian dari program ReArm Europe, yang bertujuan memperkuat industri pertahanan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan jangka panjang terhadap dukungan militer Amerika Serikat.
Menjelang tenggat pengajuan yang jatuh pada Selasa tengah malam, beberapa negara telah menyatakan ketertarikan. Belgia, Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Estonia, Spanyol, Finlandia, Hongaria, dan Lituania telah secara resmi mengajukan permintaan pinjaman, demikian menurut juru bicara pertahanan UE Thomas Regnier. Negara lainnya seperti Latvia dan Yunani juga diperkirakan menyusul sebelum batas waktu.
Dengan pengadaan senjata secara kolektif, negara-negara anggota dapat memperoleh harga yang lebih rendah, dan persenjataan tersebut kemudian bisa dikirimkan ke Ukraina.
Prancis diperkirakan akan ikut mengajukan pinjaman, sementara Jerman, Swedia dan Belanda kemungkinan besar menolak bergabung. Meski demikian, negara yang tidak meminjam tetap dapat ikut serta dalam pembelian bersama untuk memangkas biaya.
Perkuat cadangan senjata
Langkah ini dipicu oleh meningkatnya tekanan agar negara-negara Eropa memperkuat cadangan senjata mereka dan memberikan lebih banyak bantuan ke Ukraina, menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan enggan terus mendukung Kyiv.
Negara-negara anggota juga mempertimbangkan pembelian langsung dari perusahaan senjata Ukraina dalam skema terpisah bernama SAFE. Seorang diplomat Ukraina menjelaskan, inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan skala produksi pertahanan dan integrasi teknologi dengan Uni Eropa.
Komisaris Pertahanan UE Andrius Kubilius menyatakan bahwa sedikitnya 20 negara kemungkinan akan mengajukan pinjaman hingga €100 miliar (US$109 miliar). Meski tenggat Selasa menjadi batas resmi, Brussels mengindikasikan bahwa pengajuan setelah tenggat masih akan diterima.
Skema ini menawarkan jangka waktu pelunasan hingga 45 tahun dengan uang muka 15% dan dibiayai melalui pinjaman berbasis UE yang mendapat peringkat kredit tertinggi.
Lebih berhati-hati
Negara dengan beban utang besar seperti Austria dan Italia dilaporkan lebih berhati-hati, karena khawatir pinjaman tambahan bisa menambah tekanan fiskal dan memperlambat proses keluar dari aturan disiplin anggaran UE.
Sementara itu, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis menyatakan bahwa negaranya akan mengajukan pinjaman sebesar €1,2 miliar (US$1,31 miliar). Belgia, meskipun memiliki utang tinggi, juga akan mengajukan pinjaman antara €7 miliar (US$7,63 miliar hingga €11 miliar (US$12 miliar).
Dalam surat yang ditujukan kepada negara anggota, Komisaris Kubilius dan Komisaris Ekonomi Valdis Dombrovskis menekankan pentingnya melibatkan Ukraina secara langsung dalam proses pengadaan.
"Kami sangat mengundang Anda untuk mempertimbangkan bagaimana melibatkan Ukraina dalam rencana Anda. Pengadaan untuk Ukraina, dengan Ukraina, di Ukraina, dapat membuat perbedaan bagi keamanan kolektif kita," tulis mereka seperti dikutip Politico, Rabu (30/7). (Fer/I-1)