Harga Emas Naik Terus, Perencana Keuangan Ingatkan Jangan Beli karena FOMO

Harga emas mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Untuk itu, berbagai pertimbangan dalam membeli emas juga perlu dilakukan agar pembelian bukan sekadar fenomena Fear of Missing Out (FOMO).

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam dan Galeri24 sama-sama mencatat tren penguatan sepanjang sepekan terakhir. Pada periode 13-19 Oktober 2025, harga emas Antam naik Rp 123.000 per gram menjadi Rp 2.428.000 per gram. Sementara, emas Galeri24 naik Rp 211.000 selama sepekan menjadi Rp 2.348.000 per gram.

Perencana keuangan, Mike Rini, menjelaskan salah satu pertimbangan penting adalah penetapan tujuan pembelian emas secara spesifik. Hal ini agar pembeli bisa lebih disiplin dalam mengelola aset emas.

“Untuk memiliki tujuan yang jelas ini akan membantu Anda untuk lebih disiplin. Lebih disiplin. Begini, kalau misalnya kita ngumpulin duit, investasi emas, kemudian nggak ada tujuannya, itu seringkali kita tergoda untuk mencairkan untuk sesuatu yang bukan kebutuhannya. Jadi harus tentukan tujuannya secara spesifik terlebih dahulu,” kata Mike kepada kumparan, Minggu (10/19).

Jika emas ditujukan sebagai instrumen investasi, Mike juga melihat diversifikasi instrumen tetap perlu dilakukan.

“Jadi jangan cuma beli emas saja. Kalau buat investasi emas, murni untuk pembeli, murni untuk investasi tentunya harus ada strategi bagaimana kita bisa mengalokasikan dengan proporsi yang cukup. Dengan konsep diversifikasi, itu sangat penting kalau kita membeli emas untuk tujuan investasi,” ujarnya.

Terakhir, Mike juga mengimbau agar pembelian emas tak dilakukan dengan utang. Menurutnya, membeli emas sama seperti membeli instrumen investasi lainnya, harus menggunakan 'uang dingin.' Artinya, uang yang digunakan ini bukan untuk keperluan penting atau memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kadang begini, mentang-mentang emas itu dianggap nilainya naik terus, jadi dia terlalu over confident nggak bakalan merugi. Sehingga nekat membeli emas dengan cara apa? Dengan cara berhutang,” kata Mike.

Maka dari itu, menurutnya dalam membeli emas, hal yang tak boleh luput adalah memastikan kemampuan setoran pembelian agar sesuai dengan profil finansial.

“Banyak beberapa pembiayaan mengenai emas. Ada gadai emas, dan ada juga yang mungkin ide-ide sendiri dari si pembelinya. Misalnya dia mengambil pinjol untuk membeli emas. Nah menurut saya itu tidak benar cara seperti itu. Jadi pastikan Anda membeli emas sesuai dengan kemampuan setoran investasi,” lanjut Mike.

Sementara itu, perencana keuangan Andy Nugroho melihat fenomena FOMO dalam membeli emas sejatinya sudah terjadi sejak harga emas mulai naik dan menembus level Rp 2 juta beberapa bulan lalu. Dia melihat FOMO dalam membeli emas cukup baik, namun pembelian emas juga perlu berbagai pertimbangan.

“Menurut saya FOMO ini adalah FOMO yang baik, karena orang terdorong untuk berinvestasi dan bukannya membelanjakan uangnya hanya untuk hal-hal yang bersifat konsumtif saja,” ujarnya kepada kumparan.