
ANGKA pernikahan dini dan stunting di Provinsi Kalimantan Selatan masih tinggi. Hal ini dikemukakan Deputi Pengendalian Penduduk Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga), Bonivasius Prasetya, dalam Rakor Daerah Program Bangga Kencana Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2025 di Gedung Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Selasa (29/7).
"Masih tingginya pernikahan usia muda ikut mempengaruhi tingginya angka stunting di Kalsel," ucap Bonivasius.
Tercatat angka pernikahan anak 15-19 tahun (ASFR) di Kalsel rata-rata mencapai 23,8% dan tertinggi di Kabupaten Tapin mencapai 32,5% dan Barito Kuala 26,7%. Sementara angka stunting di Kalsel pada 2024 sebesar 23,9%. Kabupaten Banjar menempati posisi teratas 32,3%, disusul Kabupaten Hulu Sungai Utara 27,6% dan Kota Banjarmasin 26,5%. Angka pernikahan dini di Kalsel jauh di atas rata-rata nasional 18%, sementara angka stunting nasional 19,8%. Beberapa daerah di Kalsel menjadi sorotan Kemendukbangga karena mengalami peningkatan.
Kemendukbangga sendiri telah merancang peta jalan pembangunan kependudukan 2025-2029 melalui lima program prioritas meliputi pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran dan pengarahan mobilitas penduduk serta adminisrasi kependudukan. Kepala Perwakilan BKKBN Kalsel, Farah Adibah mengakui masih ada sejumlah daerah dimana angka pernikahan usia mudanya dan stunting masih tinggi.
"Namun secara umum Kalsel sudah cukup bagus karena ada tren penurunan," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini BKKBN melakukan beberapa program percepatan seperti quick win serta peta jalan program kependudukan 2025-2029. (M-2)