
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan telah terjadi “kemajuan besar” dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina setelah utusannya, Steve Witkoff, bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pernyataannya di platform Truth Social, Trump juga menyebut pertemuan tersebut sebagai “sangat produktif”.
Sebelumnya, Kremlin hanya merilis pernyataan singkat yang menyebut pembicaraan berlangsung "konstruktif", dengan kedua pihak saling bertukar "sinyal". Penasihat kebijakan luar negeri Rusia, Yuri Ushakov, mengatakan diskusi mencakup kemungkinan kerja sama strategis, namun belum memberikan detail lebih lanjut sebelum Witkoff melaporkan hasilnya secara langsung kepada Trump.
Perang Harus Diakhiri
Pertemuan ini terjadi hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu yang ditetapkan Trump untuk tercapainya gencatan senjata di Ukraina. Trump mengaku telah memberi pengarahan kepada beberapa pemimpin Eropa usai pembicaraan tersebut.
"Semua pihak sepakat perang ini harus segera diakhiri, dan kami akan bekerja menuju hal itu dalam beberapa hari dan minggu mendatang," ujar Trump.
Gedung Putih kemudian menegaskan Rusia menyatakan keinginannya untuk bertemu langsung dengan Presiden Trump. Trump “terbuka untuk bertemu baik dengan Presiden Putin maupun Presiden Zelensky.”
“Presiden Trump ingin perang brutal ini segera berakhir,” kata Sekretaris Pers Karoline Leavitt.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi telah berbicara langsung dengan Trump mengenai kunjungan Witkoff, dalam sambungan telepon yang juga diikuti para pemimpin Eropa. "Perang ini harus segera diakhiri," kata Zelensky.
Zelensky juga memperingatkan, Rusia kemungkinan hanya akan benar-benar mempertimbangkan perdamaian, jika mulai kehabisan dana perang.
Meski hubungan antara Trump dan Rusia sempat memanas karena lambannya kemajuan diplomatik, suasana pertemuan Witkoff dan Putin tetap terlihat hangat. Foto-foto yang dirilis media Rusia menunjukkan keduanya berjabat tangan dan tersenyum dalam salah satu aula megah di Kremlin.
Namun Trump tetap melontarkan peringatan keras. Ia mengancam akan menjatuhkan sanksi berat, termasuk sanksi sekunder terhadap negara mana pun yang masih berdagang dengan Rusia, jika Moskow tidak segera menunjukkan komitmen mengakhiri invasi.
Tarif Tambahan India
Beberapa jam setelah Witkoff meninggalkan Moskow, Trump langsung menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif tambahan 25% terhadap India karena negara tersebut masih mengimpor minyak Rusia. Kebijakan ini akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. Trump menuding India “tidak peduli berapa banyak warga Ukraina yang terbunuh oleh mesin perang Rusia.”
Serangan Rusia ke Ukraina
Di tengah diplomasi yang berlangsung, ekspektasi akan tercapainya kesepakatan perdamaian sebelum Jumat tetap rendah. Serangan udara Rusia ke wilayah Ukraina terus berlanjut, termasuk salah satu serangan paling mematikan ke ibu kota Kyiv sejak perang dimulai. Korban meninggal dalam serangan pekan lalu di Kyiv meningkat menjadi 32 orang setelah satu korban luka meninggal dunia.
Sementara itu, otoritas Ukraina melaporkan serangan udara Rusia terhadap sebuah kamp liburan di Zaporizhzhia, menewaskan dua orang dan melukai 12 lainnya. Zelensky mengecam serangan itu sebagai bentuk kekejaman yang ditujukan hanya untuk menebar ketakutan. “Tidak ada nilai militer dalam serangan ini,” tegasnya.
Di tengah eskalasi konflik, pemerintahan AS juga menyetujui tambahan penjualan alat militer senilai US$200 juta kepada Ukraina. Kesepakatan ini terjadi setelah pembicaraan telepon antara Zelensky dan Trump, yang juga membahas kerja sama pertahanan dan produksi drone.
Ukraina terus mengandalkan serangan drone untuk menyasar kilang minyak dan fasilitas energi Rusia, sementara Moskow masih memfokuskan serangan udara ke kota-kota di Ukraina.
Sejauh ini, tiga putaran perundingan antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung di Istanbul belum menghasilkan kesepakatan damai. Persyaratan politik dan militer yang diajukan Moskow masih dianggap tak dapat diterima oleh Kyiv maupun mitra Baratnya. Kremlin pun terus menolak permintaan Ukraina untuk mengadakan pertemuan langsung antara Zelensky dan Putin. (BBC/Z-2)