
PENELITIAN global terbaru menemukan bahwa penambahan biochar dalam proses pengomposan dapat secara signifikan mengurangi emisi metana (CH4) dan dinitrogen oksida (N2O), dua gas rumah kaca yang jauh lebih kuat dibanding karbon dioksida (CO2). Temuan ini menunjukkan pengomposan limbah organik dapat menjadi jauh lebih ramah iklim dengan pengaturan yang tepat.
Analisis ini dilakukan tim peneliti yang dipimpin Jingfan Xu dari Nanjing Agricultural University (NAU). Mereka menggabungkan hasil dari 123 penelitian yang mencakup lebih dari 1.000 uji pengomposan di berbagai kondisi dan iklim. Hasilnya menunjukkan pola yang konsisten, biochar menekan emisi gas berbahaya sambil menjaga kadar karbon dioksida tetap stabil.
“Biochar bertindak seperti spons yang meningkatkan aerasi, menyerap gas berbahaya, dan menstabilkan nutrisi,” ujar Xu. “Keseimbangan ini membantu kompos mempertahankan nitrogen agar tetap tersedia bagi tanaman.”
Biochar merupakan padatan kaya karbon yang dihasilkan dari biomassa yang dipanaskan pada suhu tinggi. Struktur berporinya memungkinkan sirkulasi udara dan air lebih baik di dalam tumpukan kompos, memengaruhi aktivitas mikroba serta proses pembentukan gas.
Studi ini juga mengungkap biochar paling efektif dalam kondisi tertentu, terutama saat pH netral hingga sedikit basa dan kadar air sedang. Kondisi ini mendorong aktivitas mikroba aerob yang stabil, sehingga mengurangi zona pembentuk metana dan mengubah jalur nitrogen agar tidak lepas sebagai gas.
“Dengan menyesuaikan kondisi pengomposan, kita dapat membuat proses daur ulang limbah organik menjadi jauh lebih ramah iklim,” ujar peneliti senior Profesor Zhengqin Xiong dari Sichuan University of Arts and Science.
Hasil analisis juga menunjukkan takaran dan waktu pemberian biochar sangat penting. Dosis terlalu kecil tidak cukup mengubah sirkulasi udara, sedangkan dosis berlebihan dapat menyebabkan penggumpalan dan area lembap yang justru memicu pembentukan metana.
Selain itu, campuran bahan dengan kadar garam tinggi (konduktivitas listrik tinggi) atau keasaman berlebih dapat mengurangi efektivitas biochar, karena kondisi tersebut mengganggu aktivitas mikroba dan penyerapan nitrogen.
Untuk praktik pengomposan sehari-hari, peneliti menyarankan menjaga rasio karbon-nitrogen di kisaran sedang, kadar air stabil, serta menghindari bahan baku yang terlalu asin atau asam. Penambahan biochar dalam dosis moderat terbukti paling efektif menekan emisi metana dan dinitrogen oksida sekaligus menjaga kompos tetap kaya nutrisi.
Temuan ini memperkuat potensi biochar sebagai solusi praktis untuk pengelolaan limbah organik yang lebih berkelanjutan dan rendah emisi, sekaligus mendukung upaya global dalam mitigasi perubahan iklim. (earth/Z-2)