Perhiasan bersejarah yang dicuri dari Museum Louvre Prancis bernilai lebih dari USD 100 juta atau jika dikonversikan ke rupiah sekitar Rp 1,56 triliun. Imbas dari kasus ini, pengawasan terhadap lembaga-lembaga budaya, termasuk Museum di Prancis, ditingkatkan.
Dalam perampokan ini, dengan waktu hanya sekitar tujuh menit, empat orang pelaku berhasil menggondol delapan perhiasan bersejarah tak ternilai dari Galeri Apollo, tempat tersimpannya mahkota dan perhiasan kerajaan Prancis, termasuk milik Napoleon Bonaparte.
"Kurator Museum Louvre memperkirakan kerugiannya mencapai 88 juta euro, atau USD 102 juta," kata jaksa Paris, Laure Beccuau, dikutip dari AFP, Rabu (22/10).
Namun, ia mengatakan kerugian yang lebih besar adalah kerugian bagi warisan sejarah Prancis. Dia menyebut, para pencuri tidak akan mengantongi seluruh keuntungan nilai jual perhiasan tersebut jika mereka berniat buruk dengan meleburnya.
Pencurian ini merupakan yang terbaru dari museum-museum Prancis dalam beberapa bulan terakhir, dan telah membuat pihak berwenang berupaya keras untuk meningkatkan perlindungan.
Dalam kasus terpisah, seorang jaksa penuntut mengatakan pada hari Selasa bahwa seorang perempuan Tionghoa telah didakwa atas keterlibatannya dalam pencurian bongkahan emas senilai lebih dari USD 1 juta dari museum lain di Paris bulan lalu.
Puluhan penyidik masih mencari pelaku pada hari Minggu, dengan mengembangkan teori bahwa mereka adalah kelompok kejahatan terorganisir.
Beccuau mengkonfirmasi bahwa empat orang terlibat dalam perampokan hari Minggu dan mengatakan pihak berwenang sedang menganalisis sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
Para detektif sedang memeriksa rekaman kamera video dari sekitar Museum Louvre serta jalan raya utama di luar Paris untuk mencari jejak keempat perampok.