
TEKNOLOGI kini memainkan peran penting dalam membantu perokok beralih ke pilihan yang lebih aman. Pesan itu disampaikan langsung oleh Jacek Olczak, CEO Philip Morris International (PMI), dalam acara Technovation: Smoke-Free by PMI di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (8/10/2025).
“Semua orang setuju bahwa merokok itu berbahaya bagi kesehatan,” ujar Olczak dalam keterangan pers yang diterima, Senin (13/10/2025). “Pertanyaannya adalah: apa yang bisa kita lakukan untuk membantu para perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya?"
Olczak menekankan teknologi telah memungkinkan terciptanya produk yang dapat mengurangi paparan zat kimia berbahaya tanpa menghilangkan nikotin sepenuhnya. Produk bebas asap seperti tembakau yang dipanaskan (IQOS), rokok elektronik (VEEV), dan kantong nikotin (ZYN) menjadi bagian dari strategi tobacco harm reduction atau pengurangan bahaya tembakau.
“Kalau Anda belum merokok, jangan mulai. Kalau Anda merokok, berhentilah. Tapi kalau Anda belum bisa berhenti, beralihlah ke alternatif yang lebih baik,” tegas Olczak.
Kalimat itu menjadi menarik karena datang dari pimpinan salah satu perusahaan tembakau terbesar di dunia, tanda adanya perubahan besar dalam pendekatan industri terhadap kebiasaan merokok.
Fakta menunjukkan, meskipun semua tahu merokok berbahaya, jutaan orang masih merokok. “Kenyataannya, orang tetap merokok, dan mereka akan terus merokok jika kita tidak memberi mereka alternatif,” ungkap Olczak.
Beberapa negara telah menunjukkan keberhasilan pendekatan berbasis teknologi ini. Di Jepang, setelah satu dekade diperkenalkannya IQOS, lebih dari 50% perokok dewasa telah beralih ke produk tembakau yang dipanaskan. Sementara di Swedia, tingkat perokok turun ke angka 5%, batas yang dianggap sebagai “masalah yang hampir terselesaikan.
“Itu bukti bahwa jika masyarakat diberi pilihan yang lebih baik dan informasi yang akurat, maka mereka akan berubah,” tambahnya.
Peran media dan opini publik
Selain inovasi produk, Olczak menilai media dan opini publik memiliki peran penting dalam membentuk persepsi terhadap alternatif rokok. “Media memiliki peran penting untuk bisa memengaruhi keputusan seseorang,” jelasnya. Ia menegaskan, masyarakat membutuhkan akses ke informasi yang akurat dan berulang agar tidak terjebak dalam mitos atau misinformasi yang sudah berakar puluhan tahun.
PMI sendiri kini tengah bertransformasi besar-besaran. Lebih dari 99% anggaran riset dan pengembangannya difokuskan untuk produk bebas asap. ”99,9% waktu saya sendiri dihabiskan untuk terus berdiskusi untuk melakukan inovasi pada produk bebas asap,” terang Olczak.
Menurutnya, bagi dunia yang ingin menurunkan angka penyakit terkait kebiasaan merokok, kuncinya ada pada edukasi publik yang tepat dan regulasi yang adaptif. Teknologi sudah ada tinggal apakah masyarakat siap membuka pikirannya terhadap alternatif yang lebih baik daripada rokok. (I-1)