
PEMERHATI sepak bola nasional, Tommy Suryopratomo, menilai kegagalan Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026 bukanlah kejutan.
Ia menilai kekalahan Garuda dari Irak 0-1 pada laga terakhir Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di King Abdullah Sports City, Jeddah, Minggu (12/10), merupakan konsekuensi dari minimnya persiapan dan lemahnya disiplin tim.
“Setelah selesai babak ketiga (Kualifikasi Piala Dunia 2026) dan pelatih memilih meliburkan para pemain tanpa membuat jadwal untuk berkumpul mempersiapkan diri, kegagalan ini merupakan sesuatu yang sudah saya perkirakan,” ujar Tommy.
Menurutnya, situasi semakin berat karena faktor nonteknis yang menguntungkan tim lawan. “Dengan lobinya yang luar biasa, Arab Saudi bisa menjadi tuan rumah dan menyusun jadwal yang sangat tidak menguntungkan. Indonesia bermain dalam jangka waktu yang pendek antara pertandingan pertama dan kedua,” ucap mantan Duta Besar Indonesia untuk Singapura itu.
Tommy menilai dalam era persaingan yang begitu ketat, kebersamaan dan disiplin menjadi faktor mutlak. “Apalagi Arab Saudi dan Irak merupakan langganan juara Asia. Kalau pemain Indonesia, termasuk pemain naturalisasi, merasa sudah hebat, maka kegagalan tinggal di depan mata,” katanya.
Ia menyoroti lemahnya manajemen waktu dan profesionalisme skuad Garuda. “Bagaimana bisa ada pemain datang satu hari menjelang pertandingan? Kita menyia-nyiakan kesempatan emas, karena empat tahun mendatang belum tentu kita bisa melaju sedemikian jauh,” tegasnya.
Tommy mendorong PSSI segera melakukan pembenahan menyeluruh. “PSSI harus mulai menata diri lagi mulai sekarang kalau ingin tampil di Piala Dunia 2030. Tim pelatih perlu dievaluasi ulang dan jangan terlena oleh nama besar, tetapi rekam jejak yang bisa dijadikan pegangan,” ujarnya menutup.
Dengan hasil ini, Indonesia menutup perjalanan di fase keempat tanpa meraih satu pun poin. Sebelumnya, Jay Idzes dan kawan-kawan juga takluk 2-3 dari Arab Saudi. Hasil tersebut membuat Garuda harus mengubur mimpi tampil di Piala Dunia 2026. (I-3)