
INDUSTRI parfum lokal Indonesia menunjukkan geliat positif dengan kehadiran Noes. Retail concept store pertama di Tanah Air ini bertujuan memperkuat posisi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di pasar nasional maupun internasional.
CEO Noes, Ragyan S. Antryz, menjelaskan bahwa kehadiran Noes merupakan langkah konkret untuk mengubah pola persaingan menjadi kerja sama yang produktif antarpelaku usaha.
"Kami berharap bahwa dengan hadirnya Noes, industri parfum lokal di Indonesia semakin bergairah. Sekarang ada tempat parfum-parfum lokal bersatu untuk memberikan keragaman karya anak bangsa," ujar Ragyan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/10).
Ia mengatakan, Noes menjadi wadah kolaborasi antara kreator, produsen bahan baku, dan pemilik merek parfum lokal. Menurut dia, inisiatif ini mendorong para pelaku industri untuk tumbuh bersama dalam satu jaringan yang profesional melalui ekosistem terkurasi.
Hingga kini, lebih dari 20 merek parfum lokal premium bergabung di Noes di antaranya Independence dari The House of Arwuda, Daoud, Aamo, Citizens of The World, Nostalgy, Chris Scents, Moen, House of VB, Satellite Glow, Kayana, RAO, Scentrail, Atsiri, Le Secre, Compounded By, dan Unsound.
Selain itu, kolaborasi ini menghadirkan produsen bahan baku parfum seperti Mulia Aroma Indonesia, Eloi Coco, Eropa Fragrance, dan Monarch Multi Industri.
Selain berfungsi sebagai pusat ritel, kata Ragyan, Noes menghadirkan Perfume Library yang merupakan fasilitas edukasi publik tentang sejarah dan teknologi parfum.
Ragyan menegaskan, inisiatif ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan industri parfum yang terintegrasi.
Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan UMKM, Noes diharapkan mampu memperkuat fondasi industri kreatif nasional serta meningkatkan daya saing parfum Indonesia di pasar global.
"Harapan kami, Noes dapat memperluas jaringan distribusinya hingga ke 100 titik di Indonesia dan menjangkau pasar internasional," ujarnya. (Ant/I-2)