Gen Z Jadi Motor Utama Lonjakan Investor di Kepri

Kepala BEI Kepri, Indra Novita.(MI/Henri Kremer)

GENERASI Z kini menjadi pendorong utama meningkatnya jumlah investor pasar modal di Kepulauan Riau. Bursa Efek Indonesia (BEI) Kepri mencatat jumlah investor telah mencapai 177.677 orang per September 2025, dan mayoritas berasal dari Kota Batam. 

Lonjakan ini tidak hanya menunjukkan peningkatan angka, melainkan juga pergeseran budaya finansial di kalangan anak muda.

Kepala BEI Kepri, Indra Novita, mengungkapkan bahwa minat Gen Z terhadap investasi tumbuh sangat pesat dalam dua tahun terakhir. Berbeda dengan generasi sebelumnya, Gen Z cenderung cepat beradaptasi dengan teknologi, aktif mencari informasi finansial, dan lebih sadar pentingnya pengelolaan uang sejak dini.

“Masyarakat, terutama generasi muda, semakin paham bahwa investasi bukan sekadar opsi, tetapi kebutuhan. Media menjadi kepanjangan tangan kami untuk memasyarakatkan pasar modal, khususnya di Kepri,” ujarnya, akhir pakan lalu.

BUDAYA MELEK CUAN
Fenomena melek cuan makin terlihat di Batam, kota dengan populasi muda yang besar. Gen Z kini tak hanya fokus pada konsumsi gaya hidup, tetapi juga mulai mengalokasikan pendapatan mereka ke instrumen keuangan. Banyak di antara mereka mengikuti kelas daring, webinar, hingga mempelajari strategi investasi melalui media sosial.

Data nasional turut mencerminkan tren ini. Jumlah investor Indonesia meningkat dari 18,5 juta SID pada September 2025 menjadi 19,1 juta SID pada Oktober 2025, dengan dominasi investor berusia di bawah 30 tahun. Ledakan demografi ini menjadi pendorong utama ekosistem pasar modal yang semakin dinamis.

Dia menilai bahwa teknologi memegang peran besar dalam mempercepat penetrasi pasar modal di Kepri. BEI kini menghadirkan IDX Mobile, aplikasi resmi yang menyajikan fitur belajar pasar modal, harga saham real-time, hingga simulasi perdagangan dengan modal virtual Rp5 juta. “Ini kesempatan bagi generasi muda untuk belajar tanpa harus takut rugi. Aplikasinya gratis dan bisa diakses siapa saja,” ujarnya.

KONSUMTIF KE PRODUKTIF
Perubahan pola pikir Gen Z terlihat dari semakin banyaknya pelajar, mahasiswa, dan pekerja muda yang mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) serta memanfaatkan Galeri Investasi di kampus-kampus Kepri. Edukasi yang digencarkan BEI bersama OJK dan perguruan tinggi membuat literasi keuangan kini hadir lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Menurut Novi, meski BEI sudah memperkenalkan instrumen baru seperti Single Stock Future, fokus edukasi untuk pemula tetap diarahkan pada instrumen dasar seperti saham, obligasi, sukuk, ETF, dan reksadana. Untuk investor baru, reksadana dinilai sebagai pilihan awal yang paling aman dan mudah dipahami.

“Kami ingin edukasi dimulai sejak dini. Jika generasi muda sudah paham dari awal, mereka akan membuat keputusan finansial yang lebih matang,” ujarpnya. (E-2)