Qorin 2 Jadi Film Pertama dan Terakhir Quentin Bareng Ayahnya, Epy Kusnandar

Putra bungsu mendiang Epy Kusnandar, Quentin Stanislavski, beradu peran dengan ayahnya di film Qorin 2. Bagi Quentin, Qorin 2 bukan sekadar film biasa, melainkan momen pertama dan terakhir dirinya beradu akting dalam satu proyek bersama Epy Kusnandar.

Quentin mengaku bangga bisa berakting dengan mendiang ayahnya.

"Ini film pertama dan terakhir aku satu proyek sama Papi. Yang pasti aku sangat bangga banget bisa satu frame sama Papi, aktor Indonesia yang sangat hebat," ungkap Quentin di Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (8/12).

Quentin menambahkan, ayahnya tidak pelit ilmu selama proses produksi.

"Ayah banyak bantu aku di film ini dan di film lainnya juga. Yang pasti ilmu yang Papi kasih bakal selalu aku simpan di hati, sama aku bisa seperti Papi bahkan lebih," tambah Quentin.

Soal momen paling berkesan selama produksi Qorin 2, Quentin menceritakan kebahagiaan sederhana saat perjalanan menuju tempat latihan bersama sang ayah.

"Di proyek ini, momen paling membekas itu justru bukan saat latihan atau saat syuting. Justru saat proses bepergian mau ke tempat latihan," kenang Quentin.

"Itu udah lama banget aku udah enggak boncengan motor sama Papi. Itu momen sangat berkesan dan aku harap itu bisa terjadi setiap hari, tapi takdirnya begini," ujar Quentin.

Quentin menceritakan interaksi terakhirnya dengan sang ayah sebelum Epy Kusnandar berpulang. Tidak ada pesan panjang lebar atau wejangan khusus, melainkan hanya sebuah kata pamitan yang diucapkan berulang.

"Pesan terakhir dari Papi, bukan pesan sebenernya. Papi sempat berpamitan sama aku, tapi dia hanya cuma omong sekadar 'Pamit ya'," tutur Quentin.

Quentin mengingat sore itu ayahnya memang berpamitan hendak pergi ke tempat usaha mereka yang baru. Namun, keanehan terjadi pada malam harinya.

"Jam setengah sembilan malam dia ngomong gitu lagi, 'Pamit ya'. Tanpa aku bertanya mau ke mana, tanpa dia omong mau ke mana juga," ucap Quentin.

Quentin menyesal dan merasa seharusnya ia lebih peka terhadap ucapan sang ayah.

"Harusnya aku bisa tanya terus aja sama dia," tutup Quentin.