
PERDANA Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, menegaskan tradisi diplomasi negaranya tidak akan terhenti meski Doha baru saja menjadi sasaran serangan Israel. Namun, ia mengakui insiden itu telah mengubah dinamika perundingan gencatan senjata terkait Gaza.
“Diplomasi Qatar tidak dibangun atas dasar perilaku negara seperti Israel. Peran mediasi ini sudah menjadi bagian dari identitas kami dan akan terus dijalankan demi terciptanya stabilitas kawasan dan rakyatnya,” ujar Al-Thani kepada awak media.
Meski begitu, ia menilai perundingan yang sedang berlangsung kini berada di jalur yang sulit. “Setelah serangan seperti ini, saya tidak melihat ada sesuatu yang benar-benar valid untuk dilanjutkan,” katanya.
Kecam Serangan Israel
Al-Thani mengecam keras serangan Israel, menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai sosok “narsistik” dan tindakan militernya sebagai “pengkhianatan.” Ia menilai serangan itu bukan hanya melanggar hukum internasional, tetapi juga norma moral.
“Bayangkan, sebuah negara penengah yang menjadi tuan rumah perundingan resmi justru diserang oleh salah satu pihak yang hadir dalam mediasi tersebut. Standar moral apa yang bisa membenarkan hal seperti ini?” tegasnya.
Serangan tersebut menewaskan seorang petugas keamanan Qatar serta lima anggota Hamas, namun tidak mengenai target utama Israel. Al-Thani menegaskan Qatar berhak merespons, dengan membentuk tim hukum untuk meninjau insiden ini secara menyeluruh.
“Kami ingin memastikan tindakan seperti ini dicegah dan tidak terulang kembali,” ujarnya. (CNN/Z-2)