Ketum PP Muhammadiyah Prof Haedar Menyebut Pembangunan UMS sebagai Membangun Peradaban

Haedar Nashir(MI/WIDJAJADI)

UNIVERSITAS Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus mengembangkan aset yang dimiliki untuk dijadikan pusat aktivitas akademik, sekaligus sebagai pusat gagasan yang mencerahkan, dan berkelanjutan.

Hal ini bersamaan dengan selesai dan diresmikannya gedung berlantai delapan untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang diberi nama gedung Syafi'i Ma'arif, di kompleks kampus UMS Pabelan, Sabtu ( 13/12/2025). Ikut diresmikan adalah Rumah Sakit (RS) Fachrudin dan peluncuran Kartu Tanda Anggota Muhammadiah elektronik ( e-KTAM) Nasional.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir menegaskan, kehadiran gedung Syafi'i Ma'arif FEB UMS  diharapkan mampu menjadi ruang tumbuhnya pemikiran ekonomi yang progresif dan kontributif bagi bangsa. Keberadaannya, tidak hanya menjadi pusat aktivitas akademik, namun bisa jadi pusat lahirnya gagasan yang mencerahkan.

"Saya sangat mengapresiasi perkembangan UMS, yang terus memperluas dan memperkuat program studi, baik di jenjang sarjana maupun pascasarjana, sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika zaman dan kebutuhan masyarakat," tandas Haedar saat peresmian.

Dia tegaskan, keberhasilan UMS dalam mengembangkan institusi menunjukkan bahwa amal usaha Muhammadiyah dapat dikelola secara profesional tanpa kehilangan ruh dakwah dan nilai keislaman. 

Seiring berdirinya Gedung Syafi'i Ma'arif, maka Persyarikatan Muhammadiyah dalam mengembangkan amal usaha di bidang pendidikan di seantero negeri, sudah mencapai 160 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah ( PTMA)

Haedar mencermati adanya komitmen UMS di dalam melakukan pembangunan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan pembangunan sumber daya manusia. PTMA di Solo yang dipimpin Rektor Prof Dr Harun Joko Prayitno dinilai konsisten 
bergerak maju dalam penguatan mutu pendidikan.

“Pembangunan di UMS merupakan wujud dari ikhtiar Muhammadiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun peradaban. Pembangunan sarana prasarana harus sejalan dengan pembangunan manusia secara utuh,” lugas Prof Haedar.

Lebih jauh dia tegaskan, amal usaha Muhammadiyah, termasuk perguruan tinggi, merupakan bagian dari dakwah yang berorientasi pada kemaslahatan umat dan kemanusiaan semesta. 

"Kemajuan institusi harus senantiasa dilandasi nilai iman, tauhid, dan keilmuan. Muhammadiyah memandang pendidikan sebagai gerakan ilmu, yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk cara berpikir kritis, rasional, dan berkeadaban," pungkas Haedar. (H-2)