
China kini menerima lebih banyak gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) dari Rusia yang masuk daftar hitam Amerika Serikat (AS), setelah menerima ekspor luar negeri pertama dari proyek Arctic LNG 2 di Rusia pada akhir Agustus.
Dikutip dari Bloomberg, Senin (8/9), negeri Tirai Bambu itu telah menunjuk terminal Beihai selatan untuk menerima pengiriman, menurut sumber yang mengetahui masalah ini. Dengan memilih satu pelabuhan dengan eksposur internasional yang terbatas, negara itu seharusnya dapat melindungi sektor gasnya yang lebih luas dari serangan balasan.
Pembelian juga dilakukan melalui perusahaan yang kurang dikenal untuk mengaburkan pengguna akhir sebenarnya, kata orang-orang itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena masalah ini sensitif.
Sementara itu, importir China, termasuk perusahaan milik negara CNOOC, mengalihkan pengiriman rutin dari Beihai untuk menghindari keterkaitan dengan perdagangan dan berbenturan dengan AS, eksportir LNG terbesar di dunia, ungkap sumber tersebut. Beberapa pedagang luar negeri juga menghindari pelabuhan tersebut karena alasan yang sama.
Kargo pertama China dari Arctic LNG 2 tiba menjelang pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan mitranya dari China, sehingga sebagian besar dianggap sebagai gestur simbolis.
Dengan terus mendapatkan pengiriman, China mengirimkan sinyal yang lebih kuat dan juga mengancam akan terjebak dalam upaya AS untuk menekan Rusia terkait perang di Ukraina.
Sementara itu, pemerintahan Trump secara khusus menyoroti India atas perdagangan minyaknya dengan Rusia. China sejauh ini terhindar dari kritik serupa atau sanksi ekonomi.
Pengiriman bahan bakar ketiga dari proyek Arctic LNG 2 dijadwalkan mendarat di China selatan paling cepat Senin, menurut data pelacakan kapal yang dihimpun Bloomberg. Setidaknya empat kapal lagi juga sedang dalam perjalanan, menurut data tersebut.
Proyek Rusia itu telah kesulitan menemukan pembeli sejak disetujui oleh pemerintahan mantan Presiden Joe Biden pada 2023, sebuah langkah yang bertujuan untuk membatasi pendapatan ekspor energi Rusia.
Fasilitas tersebut mulai mengirimkan LNG tahun lalu melalui kapal armada gelap, tetapi baru berhasil dikirim ke pelabuhan asing dengan pengiriman ke China.
Gedung Putih belum berkomentar secara resmi mengenai pengiriman tersebut. Hal ini kontras dengan pemerintahan Joe Biden, yang dengan cepat memberikan sanksi kepada perusahaan dan kapal yang tampaknya membantu ekspor bahan bakar dari Arctic LNG 2.
Perusahaan-perusahaan China telah lama berhati-hati untuk melintasi AS, karena banyak yang memiliki kontrak jangka panjang dengan fasilitas ekspor AS.